Malam ini gue mimpi aneh banget. Bukan mimpi buruk seperti yang selama ini gue dapet, tapi sebuah mimpi yang menenangkan yang selama berhari-hari ini mampir di tidur gue. Aneh, karena gue ngga' mengenal lokasi mimpi gue itu, dan yang paling bikin gue heran adalah gue ngerasa tentram waktu gue ada di dalam mimpi itu. Hingga waktu bangun pun gue masih tetep kebayang-bayang sama tempat di mimpi gue itu.
Dan mimpi itu udah kaya morfin bagi gue, selama gue inget mimpi itu gue ngerasa damai, rileks, dan entah apa lagi, yang jelas gue ngerasa tenang banget. Tenang yang begitu misterius. Gue ngga' ambil pusing sama ketenangan yang perlahan merasuk ke dalam diri gue, selama ketenangan ini bisa bikin gue ngga' ngeliat film-film horor dalam kehidupan gue, saat hujan turun, gue rasa gue mau aja dapet mimpi kaya' gini terus menerus.
Yaa,, selama beberapa hari ini langit ngga' pernah cerah sehari pun, tiap saat hujan mengguyur kota kecil di mana gue berada. Dan selama itu pula dengan anehnya, gue ngerasa baik-baik aja. Bahkan gue ngga' melempar bantal seperti biasanya saat gue mulai melihat prolog dalam mimpi gue. Keadaan ini bener-bener bikin gue merasa bahwa gue baik-baik aja.
Pagi ini, gue terbangun dengan deru napas yang tidak beraturan dan keringat membanjir dari pelipis gue. Bukaan,, bukaan,,, gue ngga' mimpi buruk, kalo' itu yang kalian pikirkan. Gue mimpi ketemu nyokap gue yang udah tinggal di dunia lain. Waktu itu gue lagi jalan-jalan seperti biasa di tempat yang masih asing buat gue. Dan ketika gue sedang menikmati pemandangan di sana, tiba-tiba ada yang nyamperin gue dan negor gue. Dan loe tau siapa?! Dia nyokap gue!?
Nyokap yang selalu gue rindukan, dalam mimpi gue itu nyokap kelihatan cantik banget, pake' gaun putih yang bikin beliau makin bersinar. Di sana nyokap ngajakin gue ngobrol, dan gue juga sempet ngungkapin apa yang selama ini gue pendam. Lega rasanya, akhirnya gue bisa juga ngucapin yang selama ini ngeganjel di hati gue. Gue juga sempet cerita sedikit soal Embun. Dan loe tau ngga', nyokap gue ngerestuin hubungan gue sama Embun.
Dan waktu gue mau cerita banyak sama nyokap, beliau malah hilang, gue cari di setiap sudut di tempat itu, tapi tetep ngga' ketemu. Dan disaat gue udah kelelahan nyariin nyokap gue, tiba-tiba aja ada suara khas nyokap gue, yang bikin gue membeku. Nyokap bilang kalo gue pasti ketemu lagi sama dia, ngga' lama lagi. Gue ngga' ngerti apa maksud ucapan nyokap gue itu, tapi yang jelas itu pertanda baik buat gue.
@@@
Hari ini Raharjo membawa Embun untuk menemui Tirta. Sepanjang perjalanan menuju tempat putranya dirawat, tak ada yang berbicara, hanya suara alunan penyiar radio yang mengisi kekosongan yang terjadi selama perjalanan tersebut. Sejak berangkat dari rumah untuk menjemput Embun, Raharjo berdoa tak putus-putus, entah kenapa dia mempunyai firasat yang ngga' enak tentang putra tunggalnya itu, hal itu membuatnya gelisah sejak meninggalkan rumah menuju Panti Asuhan Kasih Ibu untuk menjemput Embun.
Tak jauh berbeda dengan Raharjo, Embun pun merasakan firasat itu juga. Entah kenapa semalam ia memimpikan Tirta yang mendatanginya dengan memakai baju putih-putih dan tak ada tanda-tanda penyesalan mendalam yang selama ini terpancar dari wajahnya. Malam itu dalam mimpinya ia melihat Tirta begitu damai dan tenang. Ia bahkan sempat mengucapkan kata-kata yang sukses membuatnya meneteskan air mata karenanya.
Dalam mimpinya Tirta meminta maaf padanya karena telah membuatnya cacat seperti ini, dan dia meminta satu hal padanya. Agar dia-Embun- dapat memaafkan dan melanjutkan hidupnya tanpa bayang-bayangnya. Ketika terbangun, Embun merasa air matanya menetes dengan deras entah karena apa, ia tak yakin air mata itu disebabkan oleh mimpinya tadi, tapi ia juga tidak tahu alasan yang lain.
Sepanjang perjalanan itu, mereka berdua terus memanjatkan doa pada yang Kuasa agar mereka diberi kesempatan untuk melihat orang yang begitu mereka sayangi dapat hidup lebih baik, dan agar tidak terjadi apa-apa padanya. Firasat itu semakin lama semakin buruk saja seiring pendeknya jarak yang tercipta antara mereka dan tempat yang kini akan mereka datangi.
"semoga kamu baik-baik saja Ta," doa Embun lirih, dalam hati.
@@@
Pagi ini, gue bangun dengan perasaan yang lebih damai dari hari-hari sebelumnya. Bangun tidur gue rapiin tempat tidur yang selama ini setia menemani hari-hari berat gue, gue juga ngrapiin nakas tempat gue menyimpan surat-surat gue buat Embun, yang selama beberapa ini gue tulis. Setelah mebereskan semuanya, gue pun mandi, mandi terlama yang pernah gue lakuin. Entah kenapa gue merasa kotor banget sama diri gue, akhirnya setelah lima kali mengusapkan sabun ke tubuh gue, gue pun menyudahi acara mandi pagi terlama gue ini.
Setelah itu gue pilih baju-baju yang ada di lemari kamar gue. Ngga' ada baju yang sesuai harapan gue, tapi setelah gue ubek-ubek tuh lemari, akhirnya gue dapet satu baju yang selama ini ngga' pernah gue pake', baju itu adalah baju hadiah ulang tahun gue dari Embun. Koko putih itu pun melekat dengan indahnya di badan gue. Akhirnya setelah berpakaian yang rapi jali seperti ini, gue pun memutuskan pergi ke taman di mana gue biasa menghabiskan hari-hari gue dengan mandangin bunga-bunga yang ada di taman itu.
Semua orang ngeliatin gue dengan tatapan mencurigakan, seolah-olah mereka ngga' pernah ketemu gue sebelumnya. Gue sapa semua orang yang gue temui selama perjalanan gue dari kamar ke bangku taman favorit gue itu. Mereka membalas salam gue dengan dahi berkerut. Emang salah ya kalo' gue nyapa mereka? Aah,, masa bodoh dengan itu semua yang jelas pagi ini gue ngerasa baik-baik aja, dan normal.
Setelah gue sampe di bangku taman tempat gue biasa menyendiri gue hirup udara pagi hari banyak-banyak, dan gue hembuskan pelan-pelan. Aahh,,, damainyaa,,, dengan senyuman yang entah kenapa hari ini males banget perginya, gue pandangin kupu-kupu yang lagi rebutan nektar bunga mawar di depan gue. Dan di saat gue lagi asyik menikmati pemandangan itu, dari kejauhan gue ngerasa kaya' ngeliat nyokap gue jalan mendekati gue.
Gue pun tersenyum ngeliat senyum nyokap gue, gue liat nyokap gue bawa sesuatu di tangannya dan gue ngga' tau itu apa. Setelah nyokap gue sampai di depan gue, gue pun bisa menghirup aroma wangi yang berasal dari nyokap gue. Wangi yang bikin gue tambah damai.
"mama kok kesini? Mau ngapain Ma,?" tanya gue polos, masih belum bisa ngilangin pancaran bahagia gue yang ketemu lagi sama nyokap.
"sudah saatnya Nak,,, mama kesini mau jemput Tirta, kamu udah siap kan Nak?" tanya nyokap lembut banget.
"emang kita mau pergi ke mana Ma?" tanya gue cengo.
"ke suatu tempat yang pasti kamu suka gimana? Udah siap?" tanyanya lagi, kali ini nyokap ngulurin tangan ke gue, seolah minta gue buat nyambut uluran tangannya.
"udah ma,, Tirta udah siap," kata gue mantap, dan dengan senang hati gue terima uluran tangan nyokap gue.
Perlahan gue bangkit dari duduk gue dan berjalan di samping nyokap gue. Nyokap ternyata ngajak gue ke tempat yang selalu ada di mimpi gue. Tentu aja gue seneng banget waktu gue tau diajak nyokap ke tempat ini.
"waah,,, mama tau aja kalo' Tirta suka banget sama tempat ini,," ujar gue waktu kita udah sampai di tempat favorit gue.
"kamu suka?" tanya nyokap sambil senyum.
"suka banget Ma,, makasih yaa,," ujar gue seraya mencium pipi nyokap gue, dan wangi itu semakin bikin gue nagntuk. "ma,, Tirta ngantuk nih,, Tirta mau tiduran dulu ya Ma,,"
"iya sayang,,"
"mama ngga' akan ninggalin Tirta kan kalo' Tirta tidur?" tanya gue kaya' anak kecil.
"ngga' sayang, Mama akan selalu ada di samping Tirta sekarang,," jawabnya yang bikin gue jadi tambah damai.
"makasih ma, selamat tidur,," ujar gue seraya rebahan dengan berbantalkan paha nyokap. Ngga' pernah selama ini gue ngerasa sedamai ini sekarang. Dan perlahan gue pun terlelap dengan senyum yang terus merekah di bibir gue. Makasih Ma,, udah bawa ke tempat ini. Ujar gue sebelum benar-benar terlelap.
____TBC______
Tidak ada komentar:
Posting Komentar