Pages

Ardhian's Zone

WELCOME to My Zone,,,
Here, You can read my Creation,,
like story or something like that,, :)
Enjoy Your Visit :)

Sabtu, 28 Januari 2012

Memories of the Rain (1)

Hujan.

Gue benci banget sama kejadian alam yang satu ini. Dia selalu saja sukses bikin gue teringat lagi sama kenangan yang udah gue pendam. Kenangan itu muncul tiba-tiba dan terus beputar cepat layaknya roda komedi putar. Bekelebat tanpa henti mencoba meruntuhkan benteng yang gue buat. Cih, kenapa di dunia ini harus ada hujan?!

Hujan adalah bentuk ungkapan rindu langit pada bumi.” Kata seseorang yang penting dalam hidup gue, seseorang yang dulu penting.
“Loe becanda?! Rindu langit pada bumi?! Lelucon apa lagi ini?!” sahut ku waktu mendengar jawaban yang ia lontarkan.

Dia hanya tersenyum mendengar tanggapan dari gue. Sebentuk senyum yang ngga’ bakal gue lupain seumur hidup. Sebentuk senyum yang ngga’ bakal pernah gue liat lagi. Dan yang membuat gue kehilangan senyum itu adalah hujan. Dan itu menyebabkan semakin panjangnya daftar alasan gue membenci hujan.

Hujan, selalu sukses merebut kebahagian gue. Gue ngga' akan pernah ngerasain bahagia selama hujan terus ada di dunia ini. Di kala gue udah mulai berdamai dengannya, lagi-lagi dia membuat gue harus membencinya, terus membencinya. Waktu hujan turun adalah waktu di mana gue selalu merasa, gue harus pergi dari dunia ini. Pergi dan tak pernah mau kembali.

Tapi, jika gue pergi, berarti gue udah kalah sama hujan. Dan gue ngga' akan pernah mengaku kalah dengan sesuatu yang udah ngancurin hidup gue. Lagipula, walaupun gue pergi sejauh yang mungkin bisa gue capai, dia tetap ngga’ bakal pergi dari hidup gue. Dan itu akan selalu membuat gue lebih benci terhadap diri gue sendiri.

Gara-gara hujan pula gue bisa terdampar di tempat ini. Tempat di mana seharusnya ngga' gue tinggalin. Tempat ini adalah penjara tanpa kebebasan yang membelenggu hidup gue. Gue ngga’ bisa dan ngga’ bakal bisa lepas dari tempat ini. Ini seperti kutukan yang Tuhan kasih ke gue, karena gue udah ngebenci salah satu karunia-Nya. Apalagi gue menyandang nama yang merupakan bagian dari karunia-Nya tersebut.

“Aaaagghhh……… gue benci banget sama loe…!!!” teriak gue melepaskan semua beban yang ada di hati. “Gara-gara Loe gue harus kehilangan semua yang dulu pernah gue miliki. Gue membenci loe kemarin, hari ini, dan untuk masa depan. Selamanya!!”

Lagi-lagi gue kebangun gara-gara mimpi buruk, yang setiap hari semakin bertambah buruk. Sangat mengherankan jika gue kebangun gara-gara mimpi indah. Udah bertahun-tahun gue ngga’ pernah ngerasain yang namanya mimpi indah. Entahlah apa yang membuatnya pergi ninggalin gue.

Dan mimpi buruk ini menjadi lebih buruk lagi saat gue melihat ke luar jendela dan menemukan musuh bebuyutan gue sudah beraksi. Hujan. Huh, kenapa sih akhir-akhir ini sering banget hujan? Kata orang sih gara-gara global warming makanya cuaca juga jadi ngga’ jelas.

Tapi, kalo’ gue boleh minta sih, gue bakal lebih milih panas terus ketimbang hujan terus. Aaahh…… gara-gara ngeliyat hujan, film tentang lembaran mimpi buruk gue berputar tanpa gue bisa milih. Kenapa harus film yang ini yang keputer? Film ini adalah film yang paling gue benci.

___TBC___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar